Baim Wong Bisa Berhubungan Seks 7 Kali Seminggu Dengan Paula Verhoeven, Termasuk Hiperseks?

Kisah kehidupan seksual Baim Wong dan Paula Verhoeven baru-baru ini menjadi sorotan publik. Pasangan yang dikenal sebagai publik figur ini tidak ragu untuk berbicara terbuka mengenai aspek penting dalam pernikahan mereka, yaitu hubungan intim.

Dalam sebuah wawancara di platform YouTube, Baim Wong mengungkapkan pandangannya bahwa hubungan seksual adalah bagian penting dari sebuah pernikahan. "Bagi saya, berhubungan intim adalah kebutuhan yang tidak bisa diabaikan dalam hubungan pernikahan," ujarnya.

Detail lebih lanjut terkuak ketika Baim Wong menjadi bintang tamu dalam sebuah konten yang dipandu oleh Nikita Mirzani dan Dicky Difie. Nikita dengan tegas mengajukan pertanyaan mengenai pentingnya seks dalam kehidupan Baim Wong.

"Seberapa penting seks buat Baim?" tanya Nikita Mirzani kepada Baim Wong seperti yang diungkap dalam video di YouTube Nexera Entertainment, Senin (14/8/2023).

Baim Wong menjawab dengan lugas bahwa seks memiliki peran yang signifikan dalam menjaga kualitas hubungan pernikahan. "Seks memang memiliki kepentingan yang cukup besar dalam hubungan pernikahan, karena pada dasarnya itu adalah kebutuhan," tegas Baim.

Nikita Mirzani tidak berhenti di situ. Ia melanjutkan dengan pertanyaan tentang frekuensi berhubungan seks Baim Wong dan Paula Verhoeven. "Berapa minggu sekali berhubungan seks? Kalau Dicky sebulan 2-3 kali. Kalau kata Baim penting banget, berarti seminggu berapa kali?" tanya Nikita dengan penasaran.

Meskipun awalnya terkejut dengan kedalaman pertanyaan Nikita, Baim Wong tetap memberikan jawaban yang jujur. Ia mengungkap bahwa ada waktu di mana ia dan Paula berhubungan seks hingga 7 kali dalam seminggu.

"Ya bener sih 2-3 kali bisa. Pas lagi mau ya bisa seminggu 7 kali juga pernah," ungkap Baim Wong dengan santai.

Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah apakah intensitas tersebut masih termasuk dalam kategori normal atau sudah masuk dalam kategori hiperseksualitas.

Penelitian telah menunjukkan bahwa pasangan yang berhubungan seks setidaknya sekali seminggu cenderung lebih bahagia dibandingkan dengan pasangan yang jarang bercinta. Meskipun begitu, angka ini tentu tidak mutlak berlaku untuk semua orang.

Secara umum, standar intensitas seks dalam hubungan adalah sekali seminggu. Namun, para ahli juga menyatakan bahwa hal ini dapat bervariasi tergantung pada usia. Pasangan usia 40 hingga 50 tahun mungkin cenderung berada di angka tersebut, sementara pasangan usia 20 hingga 30 tahun cenderung berhubungan seks sekitar dua kali dalam seminggu.

Meskipun begitu, Dr. Peter Kanaris, seorang psikolog klinis dan terapis seks berbasis di New York, menegaskan bahwa pentingnya kepuasan seksual jauh lebih berarti daripada hanya mengikuti angka rata-rata. "Apa yang lebih penting daripada berusaha memenuhi norma statistik adalah memahami kepuasan seksual pasangan," ungkapnya kepada USA TODAY. "Jika pasangan merasa puas secara seksual, itu adalah tujuan utama."

Di sisi lain, hiperseksualitas juga dikenal sebagai gangguan perilaku seksual kompulsif atau kecanduan seks. Ketika seseorang mengalami obsesi berlebihan terhadap seks, tindakan seksual, dan fantasi seksual, maka bisa jadi mereka mengalami hiperseksualitas.

Gejala hiperseksualitas bisa sangat mengganggu kehidupan sehari-hari. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 3% hingga 6% orang hidup dengan gangguan kecanduan seksual atau kondisi terkait, yang umumnya lebih sering terjadi pada pria.

Orang yang mengalami hiperseksualitas cenderung menunjukkan perilaku seksual yang tidak sehat, seperti kelebihan konsumsi konten pornografi, masturbasi berlebihan, atau hubungan seks dengan banyak pasangan. Meskipun demikian, pengakuan terhadap hiperseksualitas sebagai gangguan mental masih dalam tahap perkembangan, dan banyak orang yang hidup dengan kondisi ini tanpa mendapatkan diagnosis resmi.